Selasa, 11 Desember 2012

Komparasi pendidikan Indonesia-Belanda


PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Komparasi dapat diartikan membandingkan sesuatu hal. Dalam kajian pendidikan komparatif, dibahas mengenai perbandingan praktek dan pelaksanaan pendidikan di berbagai negara. Hal ini menjadi penting mengingat bahwa kebutuhan akan pengetahuan mengenai pendidikan di negara lain sangat dibutuhkan. Selain menjadi pembanding untuk negeri sendiri, juga sebagai acuan pengembangan pendidikan. Carter V. Good (dalam Rohman, 2003:3) menekankan tujuan pendidikan komparatif yaitu memperluas wawasan dan pengetahuan tentang keadaan pendidikan di luar negaranya sendiri. Makalah ini membatasi perbandingan hanya pada jenjang pendidikan antara Indonesia dan Belanda. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pembahasan mengenai hal ini akan memberi pemahaman mengenai tahapan pendidikan di negara tertentu. Selain itu, diharapkan dapat memberi pemahaman ke arah hasil dari proses tersebut.   
Perbandingan jenjang pendidikan tidak hanya mendasar pada rentang dan jangka tercapainya suatu pendidikan. Namun, dapat dikaji lebih mendalam sebagai sebuah gambaran rancangan program dan pelaksanaan pendidikan di suatu negara termasuk mengetahui sejak kapan dan bagaimana penjurusan studi dilaksanakan. Mengingat Indonesia adalah bekas jajahan Belanda, pendidikan di Indonesia awalnya cukup banyak mengacu pada pendidikan Belanda, akan tetapi seiring berjalannya waktu, perubahan semakin nampak terlihat. Perbedaan paling mendasar adalah model pelaksanaan sistem penjurusan. Hal tersebut baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi hasil pendidikan yang akan dicapai secara umum. Oleh karena itu, pembahasan mengenai jenjang pendidikan dapat menambah wawasan mengenai salah satu komponen sistem pendidikan antar negara, khususnya Indonesia dan Belanda.

B.       Batasan Masalah
1.         Bagaimana sistem jenjang pendidikan di Belanda?
2.         Bagaimana sistem jenjang pendidikan di Belanda?
3.         Bagaimana perbandingan jenjang pendidikan antara Belanda dan Indonesia?

C.      Tujuan
1.    Mengetahui serta menambah wawasan mengenai jenjang pendidikan di Belanda dan Indonesia.
2.    Dapat memahami perbandingan jenjang pendidikan di Belanda maupun di Indonesia.
     



















PEMBAHASAN

A.      Jenjang Pendidikan di Belanda
Belanda menempati urutan pertama dalam hal akses dan peringkat ketiga dari segi keterjangkauan pendidikan karena biaya pendidikan di Belanda lebih murah daripada negara besar lainnya. Mutu pendidikan dalam negeri  diawasi langsung oleh pemerintah dengan menerapkan usia wajib belajar yaitu 5 - 18 tahun.
Selama usia wajib belajar biaya digratiskan, namun sekolah dapat meminta sumbangan orang tua untuk biaya tambahan kegiatan sekolah.
Di usia 4-12 tahun, anak dilatih emosi, intelegensi, dan kemampuan bersosialisasinya agar berkembang normal dengan karakter yang kuat. Tahapan selanjutnya yaitu tingkat menengah, remaja berusia 12 tahun diberikan opsi untuk memilih bidang yang diminati untuk mencapai cita-cita. Sistem penjurusan di Belanda mengacu sesuai kemampuan (ability) dan telah ditentukan sejak lulus elementary school, setelah itu mereka dapat mengikuti ujian yang nantinya akan dibagi menjadi tiga level, yaitu VMBO, HAVO, dan WO yang punya standar sendiri-sendiri.
sistem pendidikan













1.        Penjurusan di Sekolah Menengah
a.      VMBO (voorbereidend middelbaar beroepsonderwijs)
Pada usia 12-16 tahun, siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang rendah maka sejak awal mereka diarahkan untuk mengikuti VMBO selama 3 tahun dan MBO selama satu tahun. Setelah lulus dari MBO  siswa dapat langsung bekarja.
Jenjang ini menggabungkan pendidikan umum dan vokasi, dilanjutkan dengan pendidikan vokasi sekunder, MBO (middelbaar beroepsonderwijs) atau sekolah kejuruan menengah.

b.      HAVO (hoger algemeen voortgezet onderwijs) atau “sekolah lanjutan atas umum”
HAVO merupakan sekolah lanjutan persiapan kuliah di bidang ilmu terapan selama 5 tahun. Setelah lulus dari HAVO, maka dia dapat mengikuti HBO, di Indonesia mungkin setara dengan sekolah tinggi. Diperuntukkan bagi siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang cukup lebih baik.

c.       VWO  (voorbereidend wetenschappelijk onderwijs) atau “sekolah persiapan sains”.
Siswa yang mempunyai kemampuan akademis tertinggi, berhak mengikuti VWO selama 6 tahun dan kemudian dapat melanjutkan ke WO (Universitas), layaknya sistem pendidikan di Indonesia
Jika siswa dari tingkatan yang lebih rendah ingin mengikuti sistem pendidikan yang lebih tinggi mereka dapat mengikuti program standarisasi


Dalam 2-3 tahun terakhir pendidikan menengah, mereka mempelajari secara rinci bidang yang dituju di universitas. Kurikulumnya disesuaikan dengan bidang yang dipilih, berdasarkan minat dan bakat. Dengan penjurusan ini, pelajar lebih fokus dalam menjalani studinya. Bidang-bidangnya antara lain:
a.     Science and technology (ilmu teknologi/fisika)
b.    Science and health (ilmu kesehatan)
c.     Economic and society (sosial ekonomi)
d.    Culture and society (sosial dan budaya)

2.        Pendidikan Tinggi
a.      HBO (Hoger beroepsonderwijs)
HBO (Hoger beroepsonderwijs) yang biasanya disebut Hoegeschool (sekolah tinggi) ini juga sering diterjemahkan menjadi university of applied science, di Indonesia HBO ini disetarakan dengan politeknik, yang nanti lulusannya dapat langsung menerapkan ilmunya karena dibekali pengetahuan praktis.
Beberapa jurusan yang ada di HBO misalnya jurusan keperawatan, staf pendidik, turisme, teknik elektro, manajemen, atau marketing. Lama pendidikan di HBO selama empat tahun, tapi jika akan melanjutkan kuliah master juga ada dan bisa ditempuh sekitar 1-2 tahun.

b.      WO (wetenschappelijk onderwijs)
WO (wetenschappelijk onderwijs) atau biasanya disebut universiteit (universitas) atau Technische Universiteit (universitas teknik) dalam bahasa Inggris biasanya disebut university atau University of technology. Beberapa jurusan dalam WO misalnya jurusan seni, pendidikan, teknik, sains, dan lain-lain

B.       Jenjang Pendidikan Indonesia
Dasar dan tujuan pendidikan telah dirumuskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dasar pendidikan nasional adalah  Pancasila serta kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang  demokratis serta bertanggung jawab (Guza, 2008: 243).
Unsur-unsur yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, diantaranya : beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, berilmu pengetahuan, berketrampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta memberi sumbangan terhadap keharmonisan dan kemakmuran masyarakat dan negara (Guza, 2008: 243).
Menurut Guza (2008: 251-258) struktur pendidikan antara lain:
1)   Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Sistem pendidikan terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.
2)   Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
3)   Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Kesemuanya dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

Masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1)      Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pada PAUD ini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal dan/atau informal. PAUD pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.

2)      Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI) atau bentuk yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pada akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai salah satu syarat untuk masuk SMP/MTs.

3)      Pendidikan Menengah
Pendidikan menegah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

4)      Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

C.      Komparasi Jenjang Pendidikan Indonesia dan Belanda
          Pada dasarnya antara pendidikan Indonesia dan Belanda tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh dari segi jenjang pendidikannya, yaitu dimulai dengan pendidikan untuk anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan karena pada awalnya Indonesia merupakan salah satu negara bekas jajahan Belanda. Jadi, wajar saja jika dari  beberapa aspek, Belanda masih meninggalkan jejak-jejak penjajahannya termasuk dalam ranah pendidikan.
          Untuk Indonesia sendiri, pendidikan yang dimulai dari masa kanak-kanak kemudian dilanjutkan dengan sekolah dasar kemudian sekolah pendidikannya, belanda menempati posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari kualitas output yang dihasilkan. Salah satu contoh kecil misalnya orang-orang yang pernah studi di Belanda ternyata memiliki kinerja yang lebih bagus dimanapun ia berada jika dibandingkan dengan yang bukan. Hal ini dikarenakan Belanda memiliki University of Applied Sciences atau Hogeschool. Di samping itu, Belanda mencatatkan dirinya ke dalam sepuluh besar “the world’s best countries” di bidang pendidikan menurut Newsweek.
          Melihat dari jenjang pendidikan yang di Belanda, di sana menerapkan sistem jenjang yang disesuaikan dengan kemampuan anak. Pada  awalnya sama dengan di Indonesia, saat masih berumur 2-4 tahun anak dimasukkan ke sekolah persiapan atau dengan istilah lain Kindergarten dengan kata lain di Indonesia adalah TK atau PAUD. Di situlah anak dipersiapkan untuk benar-benar mampu masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu Elementary School atau SD. Yang menjadi perbedaan adalah umur yang menjadi patokan jika di Belanda anak yang berumur 4 tahun sudah mulai masuk ke Elementary School atau SD dengan, maka di Indonesia sendiri anak bisa masuk ke SD dengan umur 6-7 tahun.
          Di Belanda, anak yang bersekolah di Elementary School atau SD benar-benar dipersiapkan selama 8 tahun untuk bisa menentukan masa depan mereka. Karena di sana setelah anak lulus dari Elementary School atau SD mereka dituntut untuk bisa menentukan mau kemana di ssetelah ini. Penentuan tersebut dilihat dari kemampuan akademik anak selama mengikuti pendidikan dasar, dapat dilihat di penjelasan sebelumnya. Tingkatannya adalah anak yang memiliki kemampuan akademik rendah, tinggi, dan tertinggi. Maka, lanjutan pendidikan yang dilaluinya pun akan berbeda sesuai dengan kemampuan anak masing- masing. Jadi, setelah anak menentukan bidang yang dia minati, mnaka seterusnya ia akan fokus pad abidang tersebut Berbeda halnya dengan di Indonesia, anak selama 6 tahun dididik di Sekolah Dasar selama 6 tahun kemudian mulai masuk pada pendidikan menengah pertama selama 3 tahun. Setelah itu barulah anak mesuk ke pendidikan menengah atas, dan di tahun kedua anak baru di berikan pilihan untuk menentukan jurusannya.
          Perbandingan yang lainnya juga bisa dilihat dari biaya pendidikan. Di Belanda pendidikan diberikan dengan harga yang relatif rendah bahkan gratis, karena pemerintah Belanda sendiri sudah menyiapkan anggaran khusus untuk pendidikan. Sedangkan di Indonesia sendiri, pemerintah pun sebenarnya sudah menyiapkan anggaran untuk pendidikan, akan tetapi ternyata belum mampu menutupi kebutuhan. Terkadang biaya pendidikan yang ada di beberapa instansi pendidikan cenderung mahal untuk beberapa kalangan. Walaupun sebenarnya pemerintah pun sudah melakukan berbagai macam program salah satunya dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah).


KESIMPULAN
          Pada dasarnya, pendidikan yang ada di setiap negara mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka dengan adanya komparasi terhadap pendidikan bisa diketahui tentang kelebihan dan kekurangan sebuah sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang dirancang dalam sebuah negara tentunya menyesuaikan dengan keadaan yang ada di dalam negaranya masing-masing.
          Perbandingan yang ada dalam sebuah sistem pendidikan dapat terlihat dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi jenjang pendidikan. Hal ini  juga yang menjadi sebuah pembeda output yang dihasilkan oleh setiap pelaksana kegiatan pendidikan.
          Melihat dari perbandingan jenjang pendidikan di Indonesia dan Belanda, ada banyak hal yang perlu dibenahi dalam pendidikan di Indonesia. Melalui pendidikan komparasi inilah bisa diketahui kekurangan-kekurangan yang ada dalam sebuah sistem pendidikan. Sehingga, bisa dilakukan berbagai macam perbaikan untuk bisa membenahi sistem pendidikan yang ada.   










DAFTAR PUSTAKA

Guza, Afnil. (2008). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Asa Mandiri
Rohman, Arif.(2003).Pendidikan Komparatif.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta  
Usmanto.(2011).Analisis Kurikulum Belanda. Diunduh dari http://usmantospdimpd.blogspot.com/2011/04/analisis-kurikulum-di-belanda-dan.html. Pada tanggal 3 November 2011 pukul 18.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar