PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Komparasi dapat
diartikan membandingkan sesuatu hal. Dalam kajian pendidikan komparatif,
dibahas mengenai perbandingan praktek dan pelaksanaan pendidikan di berbagai
negara. Hal ini menjadi penting mengingat bahwa kebutuhan akan pengetahuan
mengenai pendidikan di negara lain sangat dibutuhkan. Selain menjadi pembanding
untuk negeri sendiri, juga sebagai acuan pengembangan pendidikan. Carter V.
Good (dalam Rohman, 2003:3) menekankan tujuan pendidikan komparatif yaitu
memperluas wawasan dan pengetahuan tentang keadaan pendidikan di luar negaranya
sendiri. Makalah ini membatasi perbandingan hanya pada jenjang pendidikan
antara Indonesia dan Belanda. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,
tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pembahasan mengenai
hal ini akan memberi pemahaman mengenai tahapan pendidikan di negara tertentu.
Selain itu, diharapkan dapat memberi pemahaman ke arah hasil dari proses
tersebut.
Perbandingan
jenjang pendidikan tidak hanya mendasar pada rentang dan jangka tercapainya
suatu pendidikan. Namun, dapat dikaji lebih mendalam sebagai sebuah gambaran
rancangan program dan pelaksanaan pendidikan di suatu negara termasuk
mengetahui sejak kapan dan bagaimana penjurusan studi dilaksanakan. Mengingat
Indonesia adalah bekas jajahan Belanda, pendidikan di Indonesia awalnya cukup
banyak mengacu pada pendidikan Belanda, akan tetapi seiring berjalannya waktu, perubahan
semakin nampak terlihat. Perbedaan paling mendasar adalah model pelaksanaan sistem
penjurusan. Hal tersebut baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
hasil pendidikan yang akan dicapai secara umum. Oleh karena itu, pembahasan
mengenai jenjang pendidikan dapat menambah wawasan mengenai salah satu komponen
sistem pendidikan antar negara, khususnya Indonesia dan Belanda.
B. Batasan
Masalah
1.
Bagaimana
sistem jenjang pendidikan di Belanda?
2.
Bagaimana
sistem jenjang pendidikan di Belanda?
3.
Bagaimana
perbandingan jenjang pendidikan antara Belanda dan Indonesia?
C. Tujuan
1.
Mengetahui
serta menambah wawasan mengenai jenjang pendidikan di Belanda dan Indonesia.
2.
Dapat
memahami perbandingan jenjang pendidikan di Belanda maupun di Indonesia.
PEMBAHASAN
A.
Jenjang Pendidikan di Belanda
Belanda
menempati urutan pertama dalam hal akses dan peringkat ketiga dari segi keterjangkauan pendidikan karena biaya pendidikan di Belanda lebih murah
daripada negara
besar lainnya. Mutu
pendidikan dalam negeri diawasi langsung oleh pemerintah dengan
menerapkan usia wajib belajar yaitu 5 - 18 tahun.
Selama usia
wajib belajar biaya digratiskan, namun sekolah dapat meminta sumbangan orang
tua untuk biaya tambahan kegiatan sekolah.
Di usia 4-12 tahun,
anak dilatih emosi, intelegensi, dan kemampuan bersosialisasinya agar
berkembang normal dengan karakter yang kuat. Tahapan selanjutnya yaitu tingkat menengah, remaja
berusia 12 tahun diberikan opsi untuk memilih bidang yang diminati untuk
mencapai cita-cita. Sistem penjurusan di
Belanda mengacu sesuai kemampuan (ability)
dan telah ditentukan sejak lulus elementary
school, setelah itu mereka dapat mengikuti ujian yang nantinya akan dibagi
menjadi tiga level, yaitu VMBO, HAVO, dan WO yang punya standar
sendiri-sendiri.
1.
Penjurusan
di Sekolah Menengah
a. VMBO (voorbereidend middelbaar
beroepsonderwijs)
Pada usia 12-16
tahun, siswa yang mempunyai
kemampuan akademis yang rendah maka sejak awal mereka diarahkan untuk mengikuti
VMBO selama 3 tahun dan MBO selama satu tahun. Setelah lulus dari MBO siswa dapat langsung bekarja.
Jenjang ini
menggabungkan pendidikan umum dan vokasi, dilanjutkan dengan pendidikan vokasi
sekunder, MBO
(middelbaar beroepsonderwijs) atau sekolah kejuruan menengah.
b. HAVO (hoger algemeen voortgezet
onderwijs) atau “sekolah lanjutan atas umum”
HAVO
merupakan sekolah
lanjutan persiapan kuliah di bidang ilmu terapan selama 5 tahun. Setelah lulus dari HAVO, maka dia dapat mengikuti HBO, di Indonesia mungkin setara
dengan sekolah tinggi. Diperuntukkan bagi siswa yang mempunyai kemampuan akademis yang cukup lebih baik.
c.
VWO
(voorbereidend wetenschappelijk onderwijs)
atau “sekolah persiapan sains”.
Siswa
yang mempunyai kemampuan akademis tertinggi, berhak mengikuti VWO selama 6 tahun dan kemudian dapat melanjutkan ke WO (Universitas), layaknya sistem pendidikan di Indonesia
Jika siswa dari
tingkatan yang lebih rendah ingin mengikuti sistem pendidikan yang lebih tinggi
mereka dapat mengikuti program standarisasi
Dalam 2-3 tahun
terakhir pendidikan menengah, mereka mempelajari secara rinci bidang yang
dituju di universitas. Kurikulumnya
disesuaikan dengan bidang yang dipilih, berdasarkan minat dan bakat. Dengan
penjurusan ini, pelajar lebih fokus dalam menjalani studinya. Bidang-bidangnya antara lain:
a.
Science and technology (ilmu teknologi/fisika)
b.
Science and health (ilmu kesehatan)
c.
Economic and society (sosial ekonomi)
d.
Culture and society (sosial dan budaya)
2.
Pendidikan Tinggi
a. HBO (Hoger beroepsonderwijs)
HBO (Hoger
beroepsonderwijs) yang biasanya disebut Hoegeschool (sekolah tinggi)
ini juga sering diterjemahkan menjadi university of applied science, di
Indonesia HBO ini disetarakan dengan politeknik, yang nanti lulusannya dapat
langsung menerapkan ilmunya karena dibekali pengetahuan praktis.
Beberapa jurusan
yang ada di HBO misalnya jurusan keperawatan, staf pendidik, turisme, teknik
elektro, manajemen, atau marketing. Lama pendidikan di HBO selama empat tahun,
tapi jika akan melanjutkan kuliah master juga ada dan bisa ditempuh sekitar 1-2
tahun.
b. WO
(wetenschappelijk onderwijs)
WO (wetenschappelijk
onderwijs) atau biasanya
disebut universiteit (universitas) atau Technische Universiteit (universitas
teknik) dalam bahasa Inggris biasanya disebut university atau University of
technology. Beberapa jurusan dalam WO misalnya jurusan seni, pendidikan,
teknik, sains, dan lain-lain
B. Jenjang
Pendidikan Indonesia
Dasar
dan tujuan pendidikan telah dirumuskan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Dasar pendidikan nasional adalah Pancasila serta kepercayaan dan kepatuhan
kepada Tuhan. Sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Guza, 2008: 243).
Unsur-unsur
yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, diantaranya : beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, berilmu pengetahuan, berketrampilan, berakhlak mulia, bertanggungjawab
dan berkeupayaan mencapai kesejahteraan diri serta memberi sumbangan terhadap
keharmonisan dan kemakmuran masyarakat dan negara (Guza, 2008: 243).
Menurut Guza (2008: 251-258) struktur
pendidikan antara lain:
1)
Jalur pendidikan
terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Sistem pendidikan terbuka melalui tatap muka
dan/atau melalui jarak jauh.
2)
Jenjang pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
3)
Jenis pendidikan mencakup
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
Kesemuanya dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Masing-masing
dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
Pendidikan
anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pada PAUD ini
dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal dan/atau informal. PAUD
pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan non formal berbentuk
kelompok bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang
sederajat.
2) Pendidikan Dasar
Pendidikan
Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI) atau
bentuk yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs). Pada akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai
salah satu syarat untuk masuk SMP/MTs.
3) Pendidikan Menengah
Pendidikan
menegah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah
berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
4) Pendidikan Tinggi
Pendidikan
Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
C. Komparasi Jenjang
Pendidikan Indonesia dan Belanda
Pada dasarnya antara pendidikan
Indonesia dan Belanda tidak memiliki perbedaan yang cukup jauh dari segi
jenjang pendidikannya, yaitu dimulai dengan pendidikan untuk anak usia dini
hingga pendidikan tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan karena pada awalnya
Indonesia merupakan salah satu negara bekas jajahan Belanda. Jadi, wajar saja
jika dari beberapa aspek, Belanda masih
meninggalkan jejak-jejak penjajahannya termasuk dalam ranah pendidikan.
Untuk Indonesia sendiri, pendidikan
yang dimulai dari masa kanak-kanak kemudian dilanjutkan dengan sekolah dasar
kemudian sekolah pendidikannya, belanda menempati posisi yang lebih unggul
dibandingkan dengan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari kualitas output yang dihasilkan. Salah satu
contoh kecil misalnya orang-orang yang pernah studi di Belanda ternyata
memiliki kinerja yang lebih bagus dimanapun ia berada jika dibandingkan dengan
yang bukan. Hal ini dikarenakan Belanda memiliki University of Applied Sciences atau Hogeschool. Di samping itu, Belanda mencatatkan dirinya ke dalam
sepuluh besar “the world’s best countries” di bidang pendidikan menurut
Newsweek.
Melihat dari jenjang pendidikan yang
di Belanda, di sana menerapkan sistem jenjang yang disesuaikan dengan kemampuan
anak. Pada awalnya sama dengan di
Indonesia, saat masih berumur 2-4 tahun anak dimasukkan ke sekolah persiapan
atau dengan istilah lain Kindergarten
dengan kata lain di Indonesia adalah TK atau PAUD. Di situlah anak dipersiapkan
untuk benar-benar mampu masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu Elementary School atau SD. Yang menjadi
perbedaan adalah umur yang menjadi patokan jika di Belanda anak yang berumur 4
tahun sudah mulai masuk ke Elementary
School atau SD dengan, maka di Indonesia sendiri anak bisa masuk ke SD
dengan umur 6-7 tahun.
Di Belanda, anak yang bersekolah di Elementary School atau SD benar-benar
dipersiapkan selama 8 tahun untuk bisa menentukan masa depan mereka. Karena di
sana setelah anak lulus dari Elementary
School atau SD mereka dituntut untuk bisa menentukan mau kemana di ssetelah
ini. Penentuan tersebut dilihat dari kemampuan akademik anak selama mengikuti
pendidikan dasar, dapat dilihat di penjelasan sebelumnya. Tingkatannya adalah
anak yang memiliki kemampuan akademik rendah, tinggi, dan tertinggi. Maka,
lanjutan pendidikan yang dilaluinya pun akan berbeda sesuai dengan kemampuan
anak masing- masing. Jadi, setelah anak menentukan bidang yang dia minati,
mnaka seterusnya ia akan fokus pad abidang tersebut Berbeda halnya dengan di
Indonesia, anak selama 6 tahun dididik di Sekolah Dasar selama 6 tahun kemudian
mulai masuk pada pendidikan menengah pertama selama 3 tahun. Setelah itu
barulah anak mesuk ke pendidikan menengah atas, dan di tahun kedua anak baru di
berikan pilihan untuk menentukan jurusannya.
Perbandingan yang lainnya juga bisa
dilihat dari biaya pendidikan. Di Belanda pendidikan diberikan dengan harga
yang relatif rendah bahkan gratis, karena pemerintah Belanda sendiri sudah
menyiapkan anggaran khusus untuk pendidikan. Sedangkan di Indonesia sendiri,
pemerintah pun sebenarnya sudah menyiapkan anggaran untuk pendidikan, akan
tetapi ternyata belum mampu menutupi kebutuhan. Terkadang biaya pendidikan yang
ada di beberapa instansi pendidikan cenderung mahal untuk beberapa kalangan.
Walaupun sebenarnya pemerintah pun sudah melakukan berbagai macam program salah
satunya dengan BOS (Bantuan Operasional Sekolah).
KESIMPULAN
Pada dasarnya, pendidikan yang ada di setiap negara
mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka dengan adanya komparasi
terhadap pendidikan bisa diketahui tentang kelebihan dan kekurangan sebuah
sistem pendidikan. Sistem pendidikan yang dirancang dalam sebuah negara
tentunya menyesuaikan dengan keadaan yang ada di dalam negaranya masing-masing.
Perbandingan yang ada dalam sebuah sistem pendidikan dapat
terlihat dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi jenjang pendidikan. Hal
ini juga yang menjadi sebuah pembeda output yang dihasilkan oleh setiap
pelaksana kegiatan pendidikan.
Melihat dari perbandingan jenjang pendidikan di Indonesia
dan Belanda, ada banyak hal yang perlu dibenahi dalam pendidikan di Indonesia.
Melalui pendidikan komparasi inilah bisa diketahui kekurangan-kekurangan yang
ada dalam sebuah sistem pendidikan. Sehingga, bisa dilakukan berbagai macam
perbaikan untuk bisa membenahi sistem pendidikan yang ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Guza,
Afnil. (2008). Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Asa Mandiri
Rohman, Arif.(2003).Pendidikan Komparatif.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta
Usmanto.(2011).Analisis Kurikulum Belanda. Diunduh dari http://usmantospdimpd.blogspot.com/2011/04/analisis-kurikulum-di-belanda-dan.html. Pada tanggal 3 November 2011 pukul
18.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar